Jika kau menceritakan satu rahasia padaku, maka itu merupakan tambahan beban bagiku.
Salahkah kalimat yang saya tulis di atas?
-------------------------------------------------------------------------------
Anggap saja anda adalah orang yang mempercayai saya. Maka ketika anda menceritakan satu rahasia pada saya, sudah pasti saya harus menyimpannya rapat-rapat. Bagaimanapun juga itu adalah amanah. Amanah yang harus saya teguhi. Apalagi saya telah berjanji pada anda bahwa saya tidak akan menceritakan sedikitpun tentang hal itu kepada siapapun, dalam kondisi apapun.
Namun apa jadinya ketika saya malah membeberkan rahasia anda di muka umum, di depan semua orang yang anda kenal, juga di hadapan muka anda sendiri??? Bercuap-cuap bagai manusia tanpa dosa. Apa yang anda rasakan saat itu juga? Marah? Kecewa? Ingin menampar saya?
Ah percuma saja. Semua orang sudah terlanjur tahu. Semua orang kini tahu rahasia anda. Anda bagai manusia tanpa privasi. Anda bagai manusia yang ditelanjangi secara paksa, oleh saya, oknum yang merasa tak punya dosa.
-------------------------------------------------------------------------------
Wahai kau pengkhianat.
Darimu kudapatkan pelajaran berharga tiada tara. Terimakasih telah membukakan mataku untuk tidak mudah percaya pada orang secara sembarangan sekalipun pada teman sendiri. Ya, kau temanku, tapi kau menusukku. Bagiku, kau kini adalah sampah. Namun tenang saja kawan, aku masih menganggapmu sebagai temanku. Aku juga telah memaafkan kesalahan konyol yang kau perbuat. Barangkali kau lupa bahwa itu adalah rahasia. It's okay.
Yang terpenting sekarang adalah aku harus lebih berhati-hati dalam memilih siapa orang yang benar-benar bisa aku percaya. Karena aku tak ingin lagi ada kamu-kamu yang lain yang akan melakukan hal bodoh sama seperti yang kau lakukan.
Terimakasih. Terimakasih banyak :)
😊
lho siapa?
BalasHapus