(。◕‿◕。) AYO RAIH PRESTASI



Assalamu'alaikum. Di dalam blog ini terdapat sekumpulan materi sekolah maupun kuliah. Ingin usul materi lain?
Silakan tinggalkan komentar / isi guest book di sidebar sebelah kanan ya.
Bagi-bagi ilmu sambil cari rezeki. Bismillah. Kami menjual aneka gamis, baju couple, sandal karakter, garskin HP, garskin notebook / laptop, stiker pengiriman, desain brosur, dll. Minat? Just comment. :)

Warm regards

-Ririt & Riana-

Kursor

Queens Crown

Jumat, 05 Juli 2013

MANFAAT CORBA DALAM KEUANGAN

Sistem komputer terdistribusi adalah sebuah sistem yang memungkinkan aplikasi komputer beroperasi secara terintegrasi pada lebih dari satu lingkungan yang terpisah secara fisis. Sistem informasi kesehatan yang diilustrasikan di atas menunjukkan komponen-komponen aplikasi yang terdistribusi (di tempat praktek dokter, di rumah sakit, di apotik, dan di perusahaan asuransi kesehatan). Ciri khas sistem komputer terdistribusi adalah heterogenitas dalam berbagai hal: perangkat keras, sistem operasi, dan bahasa pemrograman. Adalah tidak mungkin untuk mengembangkan sistem terdistribusi yang homogen secara paksaan, karena secara alamiah sistem komputer terdistribusi tumbuh dari lingkungan yang heterogen. Kata kunci dalam menjembatani perbedaan-perbedaan yang muncul adalah interoperabilitas (interoperability).

CORBA

Interoperabilitas adalah kemampuan saling bekerjasama antar sistem komputer. Sebenarnya interoperabilitas bukanlah barang baru, karena protokol komunikasi datapun (TCP/IP misalnya) pada dasarnya diciptakan untuk mewujudkan interoperabilitas. Yang belum banyak dikenal adalah interoperabilitas pada level perangkat lunak aplikasi.
Dalam konteks sistem komputer terdistribusi, meskipun komponen-komponen aplikasi dibuat dengan bahasa pemrograman yang berbeda, menggunakan development tools yang berbeda, dan beroperasi di lingkungan yang beragam, mereka tetap harus dapat saling bekerjasama.
Interoperabilitas perangkat lunak menuntut homogenitas pada suatu level tertentu. Untuk itu diperlukan semacam 'standarisasi'. Berawal dari keperluan ini lahirlah CORBA (Common Object Request Broker Architecture). CORBA adalah hasil 'kesepakatan' antara sejumlah vendor dan pengembang perangkat lunak terkenal seperti IBM, Hewlett-Packard, dan DEC, yang tergabung dalam sebuah konsorsium bernama OMG (Object Management Group).

CORBA adalah sebuah arsitektur software yang berbasis pada teknologi berorientasi obyek atau Object Oriented (OO) dengan paradigma client-server. Dalam terminologi OO, sebuah obyek berkomunikasi dengan obyek lain dengan cara pengiriman pesan (message passing). Konteks komunikasi ini kemudian dipetakan ke dalam model client-server: satu obyek berperan sebagai client (si pengirim pesan) dan yang lain bertindak sebagai server (yang menerima pesan dan memroses pesan yang bersangkutan). Sebagai contoh, dalam ilustrasi di awal tulisan ini, jika si pasien memerlukan obat tertentu, maka obyek aplikasi di tempat praktek dokter berlaku sebagai client dan mengirim pesan ke obyek aplikasi di apotik guna mengetahui apakah obat yang diperlukan tersedia di sana.
Keunikan dari CORBA adalah kemampuannya dalam menangani heterogenitas antara client dan server (dalam terminologi CORBA, obyek server dinamakan implementasi obyek (object implementation). Keduanya dapat saja diimplementasikan dalam hardware, sistem operasi, bahasa pemrograman, dan di lokasi yang berbeda, tetapi tetap bisa saling berkomunikasi. Kuncinya ada pada sebuah lapisan software yang disebut dengan ORB(Object Request Broker).


Pemrograman Berbasis CORBA
Bagaimana mungkin dua obyek yang dikembangkan secara terpisah, dengan perangkat dan bahasa yang berbeda, serta dijalankan di komputer yang berbeda pula bisa saling berkomunikasi? Apa yang bisa "mempertemukan" perbedaan-perbedaan itu? Kuncinya adalah konsep tentang interface. Dalam teknologi OO, interface dapat dikatakan sebagai "ikatan kontrak" antara dua obyek yang akan berkomunikasi. Bagi obyek server, interface berfungsi sebagai "iklan" tentang apa saja yang bisa dikerjakannya. Bagi client, interface berfungsi untuk mengetahui layanan-layanan apa yang disediakan oleh server. Dalam CORBA, spesifikasi interface merupakan hal yang pertama kali dilakukan, layaknya dalam kehidupan nyata di mana sebelum terjadi transaksi, dibuat dulu kontraknya. Spesifikasi interface dibuat menggunakan sebuah bahasa khusus yang bersifat standar yang disebut Interface Definition Language (IDL).
Sintaks IDL sendiri mirip dengan sintaks bahasa C++. Berikut ini contoh sebuah spesifikasi interface untuk layanan yang disediakan oleh obyek aplikasi di apotik. Ingat bahwa spesifikasi ini berlaku baik untuk client maupun implementasi obyek.
interface checkObat {
float checkHarga(in string namaObat);
boolean checkTersedia(in string namaObat);
};

Sekilas definisi di atas mirip dengan definisi kelas dalam C++. Perbedaan yang paling nyata adalah tidak ada kode program untuk fungsi checkHarga dan checkTersedia ! Perlu diingat bahwa interface hanya menyatakan apa yang tersedia (aspek what), tidak menyebutkan bagaimana menyediakannya (aspek how). Kita tidak akan membahas sintaks IDL dalam kesempatan ini. Fokus kita adalah bagaimana menggunakan spesifikasi interface yang dibuat dengan IDL ini untuk membuat client dan implementasi obyek dalam aplikasi.
Interface yang ditulis dengan IDL hanya merupakan kerangka bagi program client dan implementasi obyek. Pemrogram masih harus mengisi detil-detil keduanya sehingga membentuk program yang utuh. Pada contoh interfacecheckObat di atas misalnya, fungsi-fungsi checkHarga dan checkTersedia harus diimplementasikan.
Yang perlu diperhatikan dalam pemrograman client dan implementasi obyek adalah bahasa pemrograman yang digunakan. Bahasa yang bisa digunakan adalah yang memiliki pemetaan (mapping) dengan IDL. Pemetaan ini menyebutkan ekuivalensi tipe data, fungsi, dan konstruksi pemrograman IDL lainnya dalam konstruksi pemrograman bahasa yang bersangkutan. Pada umumnya bahasa pemrograman populer seperti C, C++, Java, Smalltalk, dan COBOL telah memiliki pemetaan ini. Seperti telah dijelaskan di depan, client dan implementasi obyek dapat menggunakan bahasa pemrograman yang berbeda.
Langkah selanjutnya adalah kompilasi program. Program client, implementasi obyek, dan spesifikasi interface dikompilasi. Spesifikasi interface dikompilasi dengan kompiler IDL, menghasilkan kode stub (untuk client) dan skeleton (untuk implementasi obyek). Tiap bahasa yang didukung memiliki kompiler IDL sendiri. Selanjutnya dilakukan proses linking untuk menghasilkan program yang bisa dieksekusi. Sampai sejauh ini kita bisa melihat bahwa IDL menyelesaikan masalah heterogenitas dan distribusi lokasi obyek. Masih ada hal yang belum terpecahkan: bagaimana client dapat mengakses implementasi obyek? Lazimnya dalam bahasa-bahasa pemrograman hal ini dilakukan melalui nama (pengidentifikasi) obyek. Tapi bagaimana jika implementasi obyek terletak di komputer yang berbeda dan dibuat dengan bahasa yang berbeda pula? CORBA menggunakan referensi obyek untuk tujuan ini. Tiap implementasi obyek memiliki sebuah referensi obyek sebagai handle untuk mengakses dirinya. Referensi obyek dibuat oleh ORB pada saat obyek tersebut diciptakan, bersifat unik, dan tetap valid selama obyek tersebut ada. Referensi obyek juga menyembunyikan lokasi fisis dari obyek yang bersangkutan. Dengan referensi obyek, client dapat mengakses sebuah implementasi obyek tanpa harus mengetahui di mana persisnya lokasi obyek tersebut. Referensi obyek dapat dikirimkan ke aplikasi lain, disimpan dalam basis data, atau diberikan kepada seorang pelanggan untuk digunakan dalam programnya.

Tujuan :
Meng-automatisasi tugas-tugas yang umum dalam pemrograman jaringan, seperti object registration, location dan activation; framing dan error-handling; parameter marshaling dan un-marshaling; dan operation dispatching. Automatisasi ini biasa dihandle oleh sebuah software perantara yang disebut ORB (Object Request Broker). Posisinya berada di antara layer Data dan aplikasi.

Kelebihan memakai CORBA :

  1. Programmer dapat dengan mudah menulis aplikasi yang mampu bekerja secara independent antar platform dan jaringan.
  2. Memberikan kemampuan untuk mengintegrasi software aplikasi yang berbeda, tanpa harus tergantung pada fasilitas komunikasi tingkat bawah.
  3. Bekerja secara baik dengan beberapa middleware-middleware yang ada, termasuk Microsoft distributed system(DCOM).
  4. Memberikan extensi opsional untuk area yang tidak bisa dijamah oleh core aplikasi.
  5. Support penggunaan secara statis maupun dinamis.
  6. Punya protocol yang menjadi kesepakatan – IIOP, yang memfasilitasi komunikasi antar ORB.

 Keuntungan lainnya adalah:
  1. Bahasa Kemerdekaan
    CORBA pada awalnya dirancang untuk insinyur bebas dari hang-up dan keterbatasan mempertimbangkan desain mereka didasarkan pada bahasa perangkat lunak tertentu. Saat ini ada banyak bahasa yang didukung oleh penyedia berbagai CORBA, yang paling populer adalah Java dan C. Ada juga C-saja, Smalltalk, Perl, Ada, Ruby, dan implementasi Python, hanyauntuk menyebutkan beberapa.
  2.  OS Kemerdekaan
    Desain CORBA adalah dimaksudkan untuk menjadi OS-independen. CORBA tersedia di Jawa (OS-independen), serta native untuk Linux / Unix, Windows, Sun, Mac dan lainnya.
  3. Kebebasan dari Technologies
    Salah satu manfaat implisit utama adalah bahwa CORBA menyediakan lapangan bermain netral untuk insinyur untuk dapat menormalkan antarmuka antara sistem baru dan berbagai warisan.

😊

3 komentar:

Pembaca yang budiman.
Silakan tinggalkan komentar.
We'll be glad to respond your comment(s). ^_^

Copyright© All Rights Reserved ayoraihprestasi.blogspot.com